Konspirasi Taurus yang Berenang Mencapai @Ayuma_mandala




“Yu, seriusan, kayaknya yang bikin mandala itu memang Miguel,” lapor saya.



“Masa? Kok bisaaa?” respons Ayu Oktariani.



“Gue cek chart zodiaknya. Kebanyakan planetnya ada di kuadran dua, area kreativitas. Susunan planetnya juga nggak terlalu ambyar ke mana-mana. Artinya, anaknya memang cukup fokus.



“Dia Lunar Aries, Scorpio rising. Itu yang bikin dia punya energi yang besar dan tampilan luarnya mungkin bakal agak misterius.”



“Gue merinding….”



***


Setelah taping Podluck Podcast beberapa waktu sebelumnya, saya jadi penasaran dengan Miguel, anak laki-laki Ayu yang meninggal tak lama setelah dilahirkan. Ada serangkaian “kebetulan” ajaib dalam kolaborasi #DukunZombiBercerita #TemanSenimanBertindak edisi Taurus ini.



Pertama, saya tidak tahu mengapa ada dorongan kuat untuk mengajak Ayu menjadi #TemanSenimanBertindak edisi Taurus. Padahal saya jelas-jelas tahu perempuan aktif ini berzodiak Libra. Di kemudian hari saya baru sadar bahwa sesungguhnya Taurus adalah zodiak Miguel.



Kedua, Ayu mulai menggambar mandala dengan persisten dan konsisten ketika mengandung Miguel. Setelah Miguel lahir, ia kembali menjadi Solar Libra yang angin-anginan. Mandalanya pun jadi lebih cheerful berwarna-warni. “Gue masih bikin mandala karena inget caranya aja, tapi rasanya udah beda.”



Ketiga, dorongan untuk membuat coret-coretan yang kemudian disimpulkan Ayu sebagai mandala sifatnya sangat intuitif. Proses mencari makna coret-coretannya sendiri dimulai dengan mempelajari “Ojo de Dios” karya pasangan Galih Nugraha dan Tiara Dewiyani.



“Galih sama Yaya pasangan Taurus, lho, Yu,” saya menginformasikan.



“Dua-duanya?” tanya Ayu setengah tidak percaya.



“Dua-duanya!”



Keempat, saya tidak mencari. Namun, pada suatu hari, melalui seorang teman bernama Lioni Tobing, kisah mengenai mandala pasir di Tibet seperti terhempas ke pantai linimasa Facebook saya.



Mandala pasir dibuat dengan doa dan hati-hati oleh biksu-biksu di Tibet. Ia adalah sarana meditasi. Ketika sudah menjadi citraan yang indah, mandala ini harus dihapus. Pasirnya dikumpulkan untuk dilarung ke laut agar mencapai pantai-pantai.



Rangkaian seremoni ini dilakukan untuk mengingatkan bahwa tak ada yang abadi. Kebahagiaan, kesedihan, kenyamanan, penderitaan, semuanya senantiasa mengalir dalam siklus untuk rencana yang lebih besar. Pada akhirnya kita hanya perlu belajar melepaskan dengan ikhlas. Seperti pasir-pasir mandala yang bersalut doa, segala yang kita lepaskan mengarungi lautan kehidupan di semesta ini.



Saya tidak mencari. Namun, di saat yang hampir bersamaan, Ayu tiba-tiba muncul dengan mandalanya. Percakapan yang mendalam membuat kami menemukan hubungan antara mandala pasir di Tibet dengan pengalaman Ayu memelihara, mendoakan, dan pada akhirnya melepaskan Miguel.



Dalam mitologi Taurus, Zeus yang menjelma menjadi banteng putih juga berenang mengarungi lautan. Ia dikenal mempunyai energi yang sangat besar, sensual, serta menjadi lambang seni dan cinta. Zeus menjemput Europa, kekasihnya, lalu membopongnya berenang ke sebuah pulau.


“Kata temen gue yang kayaknya bisa nerawang, Miguel ini powerful dan energinya besar, lebih besar daripada energi si ibu,” cerita Ayu.



Sebagai ibu, Ayu mungkin tak akan sanggup membopong energi putranya sendiri. Itu sebabnya alam semesta segera mengambil Miguel sesaat setelah ia dilahirkan.


“Dia hidup tanpa raga karena mungkin raga memang enggak bisa nampung kekuatan dia. Saking besar energinya, Miguel nggak bisa dipadatkan dalam ruang. But for sure, he never leave. Dia ada bareng kalian sebagai sesuatu yang gue pun nggak bisa jelasin apa. Gue yakin project ini cuma mau ngingetin itu ke orangtua dan kakaknya,” papar saya.



Setelah membawa Europa ke sebuah pulau, Zeus berkata, “Segala sesuatu yang terjangkau pandanganmu boleh kamu miliki.”



Sementara dengan caranya, Miguel mungkin justru berkata, “Ada hal-hal yang tak terjangkau pandanganmu dan tak boleh kau miliki. Namun, apa yang kau relakan dan lepaskan justru hidup bersama-sama denganmu sebagai esensi.”



Saya tidak tahu mengapa saya justru menceritakan ini, bukan membahas konsep karya Ayu yang fotonya diunggah di sini dan kami bahas di Podluck Podcast edisi Taurus.



Ketika menutup tulisan ini, saya juga sadar sesuatu.



Sesungguhnya “live” dan “leave” adalah sepasang kata yang homofon.



Zombi datang, semua senang,



Kupingi obrolan Dukun Zombi dan Ayu seputar Taurus di segmen Zodiak Gembira Podluck Podcast. Follow juga Ayu dan mandala-mandalanya di @ayuma_mandala.

Comments