Sundea Salamatahari



interview ini dimuat di Majalah Suave vol. 06.66, Februari 2010 edisi "Guilty Pleasure" dan ditulis oleh Ucay Rocket Rockers



Hai Sundea ... eh nama aslinya ?
Hai Suave ... nama Dea asli-asli semua, kok. Tapi yang sesuai akte dan KTP, sih, ini: "Ardea Rhema Sikhar"


Sejak kapan nih gemar tulis menulis?
Sejak TK. Awalnya bikin komik robot-robotan yang tokohnya Dea dan temen-temen di sekolah.


"Salamatahari zine-zine-an online yang terbit setiap Kamis". Bisa diceritakan tentang blog kamu itu sampai menggunakan istilah "zine" ?
Gini. Sepenangkepan Dea, zine kan semacem majalah yang lebih simple secara format, tapi lebih "liar" secara content. Dia self-published work dan gratis. Ada semangat berbagi ide yang nyala-nyala di hampir setiap zine yang Dea baca. Nah, Salamatahari.com berangkat dengan semangat yang sama. Dia terbit reguler, secara content merdeka ngikutin kata hati, self-published work dan gratis. Cuma kalo zine biasanya print out, ini medianya online. Buat Dea online jatohnya lebih praktis. Lagian sekarang kan orang yang online semakin banyak juga.




Apa latar pendidikan kamu berpengaruh besar ke gaya penulisan kamu?
Sebenernya latar belakang pendidikan lebih ngaruh ke kontinyuitas nulis. Soalnya selama kuliah di Sastra Indonesia kan setiap hari Dea ngadepin tulisan. Terusnya lagi, Dea punya temen-temen yang juga suka nulis dan suka maksa-maksa Dea baca tulisan mereka. Gara-gara itu, Dea juga jadi suka maksa-maksa mereka baca tulisan Dea biar impas. Jadilah kontinyuitas nulis Dea konsisten terjaga antara lain gara-gara sistem "preman apresiasi karya" selama kuliah itu.


Mendeskripsikan gaya penulisan kamu itu seperti apa?
Kayaknya kayak angkot, deh. Dia kendaraan umum tapi berasa personal karena penumpangnya duduk deket dan hadep-hadepan. Isi angkot random dan penuh kejutan. Bahasa dan content obrolan orang-orang di dalem angkot rata-rata deket sama keseharian. Angkot nggak dikejer-kejer waktu praktis, jadi hobi ngetem di mana-mana. Makanya untuk nemuin hal penting di belantara yang kayaknya nggak penting di tulisan Dea, kadang-kadang yang baca juga musti rela ngetem ... hehehe ...


Sepertinya kamu sangat menyukai dunia anak kecil, ceritakan ...
Yang menarik dari dunia anak-anak itu playful-nya. Mereka bisa main sama apa aja dan di amana aja, penuh kejutan, dan sering ngeliat hal-hal yang nggak mainstream.


Ceritakan bagaimana sampai buku Salamatahari dirilis
Awalnya Dea suka nyeritain pengalaman Dea main sama segala sesuatu. Udahnya tulisannya Dea sebar-sebar di email ke temen-temen. Terus mereka suka. Terus tercetus ide buat diterbitin, dan diterbitin bersama, deh ... begitu ...


Sekarang udah terbit yang ke dua? Perbedaannya sama yang pertama apa, nih?
Yang ke dua ini dikemas dalam bentuk hadiah. Kamu musti liat. Cover awannya bisa jadi kartu dan cover itu diiket pake pita kuning yang pura-puranya berkas sinar matahari. Selain itu, yang sekarang Dea jualnya lebih "brutal". Ke orang-orang di bis, ke orang-orang di angkot, ke orang-orang di lift. Random aja, se-feelingnya ... hehehehe ... Pssst ... kali-kali aja suatu waktu di jalan Dea ketemu kamu dan jualan Salamatahari ke kamu.






Hahahaha ... asik tuh! Aktivitas selain menulis?

Main.


Haha, menurut kamu penulis yang baik itu seperti apa?
Yang terus menulis secara konsisten.


Penulis favorit kamu?
Astrid Lindgern.


Band/musisi favorit?
Michael Franks. Lirik lagunya lucu-lucu, playful, kadang metaforik, dan liris. Musiknya juga juga nyaman dan feel-nya selalu sepaket sama liriknya. Suara Si Michael Franksnya juga khas.


Kalo nulis blog biasanya ngabisin waktu berapa lama tuh? Ada ritual tertentu? Haha ...
Random. Rirtualnya ... Dea suka nanem jagung dulu sebelum nulis karena jagung adalah makanan pokok masyarakat Aztek.


Absurd haha ... Oh iya, sekarang kan edisi Guilty Pleasure, bisa ceritakan tentang Guilty Pleasure kamu?
Hmmm ... apa ya? Ikcol alias iklan colongan. Ini metode  promosi Salamatahari. Misalnya gini. Di Twitter pernah ada tweet "Tobey McGuire berhenti jadi Spiderman", Salamatahari pun ikcol ngereply tweet itu, "Karena kini ia lebih suka membaca Salamatahari". Salamatahari berikcol di Twitter dan comment-comment facebook. Waspalah, waspadahal ...

Btw, tiap hari suka pake sendal jepit yah ? Ada apa dengan sendal jepit sampe jadi bonus juga di buku kamu?
Sandal jepit itu bersahaja. Dia nunjukin kaki apa adanya, sangat sehari-hari, dan ada di mana aja. Sendal jepit Dea selalu kuning-biru, simbol dari sanguin-melankolis dan langit-matahari di dua kaki, tapi satu manusia.

Apa yang membuat orang-orang harus membeli buku kamu?
Karena di buku ini ada cerita-cerita kecil di keseharian yang dibingkai khusus untuk dihadiahin. Rugi kan kalo dikasih hadiah nggak diterima?

Apa yang kamu harapkan dari dunia blogging saat ini?
Berjogging-jogging di taman, berenang-renang ke tepian. Berblogging-blogging tanpa beban, bersenang-senang kemudian.

Rencana ke depan?
Terus jatuh cinta sama kehidupan dan nggak pernah berhenti nulisinnya.
 



  








Comments