Pengantar untuk buku kumpulan cerpen Maestacatto : (Cerita-Cerita) Dari Luar Jendela
===============================================
Di dalam musik, staccato adalah bentuk artikulasi yang membuat not tegas terpisah satu sama lain. Hadir pendek-pendek. Menghentak.
Seperti hentak staccato, cerpen-cerpen Mae pun kerap menghentak, meletup, dan berupaya menjaga kesadaran pembaca lewat gugatan-gugatannya. Dalam Anak Bangsa misalnya, Mae menyentil nasionalisme yang meluntur ditelan ambisi go international. Mae pun tak segan merintak kebertuhanan dalam Tuhan Tuhan Kecil Saya Mau Tanya dan Mencari Buronan (dalam cerpen ini, Mae bahkan tak sungkan menyebut Tuhan sebagai buron. Dengan alasan tertentu pastinya). Tokoh bernama “Staccato” sendiri berkali-kali muncul dalam kumpulan cerpen Mae (Oploshit, Orang Indonesia Saja, El-Marco, Buronan Petak Umpet), seperti mengafirmasi ke-staccato-an yang ingin ia sajikan lewat cerpen-cerpennya.
Karakter yang tegas terpisah oleh berbagai latar belakang budaya pun melompat-lompat penuh keyakinan. Keluarga Betawi (Tuhan Tuhan Kecil Saya Mau Tanya), Diaz sang remaja Batak (Diaz Sudah Besar), bahkan adapula masyarakat metropolitan seperti Bayu dan Sang Ibu (Anak Bangsa). Latar belakang budaya yang disesuaikan dengan jalan cerita membuat kisah menghentak semakin kuat.
Pada akhirnya, membaca cerpen-cerpen Mayang seperti menyanyikan lagu perjuangan terkenal karya C. Simanjuntak, “Maju tak gentar, membela yang benar …”
Ada letup-letup staccato yang menyala-nyala seperti percik bunga api. Ini adalah ( Cerita-cerita) Dari Luar Jendela. Hentak daun jendela, hirup karbondioksida, dan kenali sentak cahaya api …
Comments
Post a Comment