Setelah menulis memoar Sunrise Serenade, Ibu Dian Syarief dari Syamsi Dhuha Foundation (SDF) mengajak Dea ikut terlibat dalam buku satu dasawarsa SDF
![]() |
foto dok. SDF |
Syamsi Dhuha Mentari
Pagi
Fajar tak pernah merasa malam
terlalu pekat untuk dikalahkan. Berkasnya selalu mencari sela, terbit melalui
pori-pori kegelapan.
Ia adalah cikal bakal hari yang
baru, berkas kecil yang tak mudah patah, tak mudah menyerah. Kelak, ia akan
tumbuh lebih besar daripada kegelapan itu sendiri. Menerangi langkah,
menghangatkan kisah.
Di dalam Bahasa Arab, syamsi
dhuha mengandung arti fajar, mentari pagi. Pada nama itu terkandung harapan dan
keyakinan; semangat dan doa.
Semoga nama tersebut dapat
mendorong banyak peristiwa berpendar dari sela-sela kegelapan. Karena sepekat
apapun, tak pernah ada kegelapan yang sama sekali tidak bercelah …
Pengantar Mengenai Metafora Mentari dan Kupu-kupu
Mentari dan kupu-kupu adalah dua
hal yang tak dapat dilepaskan dari SDF. Mentari pagi yang melambangkan harapan
merupakan nama dari yayasan ini, sementara kupu-kupu adalah bentuk ruam yang
kerap muncul di wajah penyandang lupus.
Di samping itu, ada benang merah
yang menghubungkan mentari pagi dan kupu-kupu. Keduanya merupakan bagian dari
sebuah proses perjalanan selangkah demi selangkah yang konsisten. Mentari pagi
adalah titik awal perjalanan matahari untuk menggenapkan sebuah hari, sementara
kupu-kupu adalah proses akhir dari perjalanan sang kepompong bermetamorfosa.
Mentari dan kupu-kupu adalah dua
metafora yang akan banyak hadir dalam keseluruhan buku ini. Mereka mewakili
harapan, konsistensi, keyakinan, dan keteguhan berperjalanan. Judul
“Mentarimorfosa” dipilih untuk mengawinkan keduanya.
Selamat mengikuti perjalanan
bermentarimorfosa bersama SDF …
Comments
Post a Comment